Minggu, 27 Februari 2011

Tantangan 2011:Mengembalikan Supremasi Olahraga Nasional

Tulisan ini dimuat di seputar indonesia edisi 15 Januari 2011

Euforia atas keberhasilan kontingen merah putih meraih 4 emas pada Asian Games 2010 lalu serta keberhasilan tim sepakbola merah putih melaju ke final piala AFF seharusnya dapat dijadikan pemicu bagi dunia olahraga nasional untuk mengembalikan supremasi kita. Dengan ditetapkannya Indonesia sebagai penyelenggara SEA Games 2011 maka kita jadikan tahun ini sebagai momentum atas kebangkitan olahraga nasional yang diawali dengan menjadi juara umum SEA Games 2011.

Di samping dua prestasi besar tersebut, sebenarnya bila dievaluasi lebih komprehensif maka dapat dikatakan bahwa prestasi olahraga kita cenderung stagnan pada tahun ini. Bulutangkis misalnya sebagai cabang yang secara tradisional menjadi pengharum nama Indonesia pada tahun ini praktis sangat mengecewakan prestasinya karena dalam setahun ini hanya dua gelar Super Series yang bisa diraih dari total 65 gelar ditambah dengan sebuah emas di Asian Games 2010.

Sedangkan pada cabang-cabang olimpik yang terukur seperti atletik, renang, dan menembak Indonesia relatif baru bisa bersaing di tingkat Asia Tenggara saja.Padahal ketiga cabang tersebut merupakan cabang yang paling banyak menyediakan medali emas dan selalu dipertandingkan pada setiap ajang multicabang. Berbeda dengan cabang perahu naga yang walaupun kita berhasil menorehkan prestasi gemilang dengan meraih 3 medali emas di Asian Games 2010, namun cabang ini bukanlah cabang yang secara tradisional pasti diselenggarakan dalam suatu ajang multicabang.

Oleh karena itulah untuk mencapai tujuan menjadi juara umum di SEA Games 2011 nanti maka segalanya harus diawali dengan mengevaluasi pembinaan yang telah dilakukan selama ini. Seperti yang kita ketahui proses pembinaan olahraga di Indonesia sangat bergantung pada kebijakan KONI dan Menpora karena mayoritas asosiasi olahraga yang menaungi pembinaan olahraga di bawahnya pada umumnya cenderung pasif menunggu komando dari atas. Padahal pengambilan kebijakan yang bersifat top down yang untuk SEA Games ini diwujudkan dalam Program Indonesia Emas (Prima) sesungguhnya agak kurang tepat karena setiap pembinaan suatu cabang olahraga memiliki karakteristik masing-masing sehingga tidak bisa dipukul rata.

Kemudian seharusnya dalam proses pembinaan tersebut dibangun secara berkelanjutan dan bertahap, jadi tidak bersifat periodik saja karena adanya suatu event besar tertentu. Lalu event-event tingkat nasional seperti PON harus dijadikan sebagai momen untuk menjadi landasan dalam mencapai prestasi tertinggi di tingkat regional, dan internasional. Jangan seperti sekarang dimana PON dijadikan alat untuk meraih popularitas dan gengsi antar provinsi yang berujung pada pemanfaatan kejayaan suatu daerah bagi kepentingan politik dari kepala daerah tersebut sehingga tujuan PON sebagai kawah candradimuka pembinaan dalam negeri tidak tercapai.

Terakhir kita tidak bisa mengabaikan pula peran gabungan antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat dalam mengembalikan supremasi olahraga nasional. Pemerintah seharusnya membuat kebijakan-kebijakan yang pro pengembangan olahraga nasional, kemudian pengusaha sebagai pemilik modal berperan dalam upaya penyokongan penyelenggaraan proses pembinaan olahraga, dan masyarakat dengan segala dayanya berperan aktif dalam mendukung proses menuju supremasi tersebut. Sekarang kita tinggal menunggu apakah kita semua dapat menjawab tantangan untuk mengembalikan supremasi olahraga nasional. Oleh karena itu kita semua tentunya berharap momen SEA Games 2011 ini akan menjadi tonggak bangkitnya kejayaan olahraga nasional yang telah lama kita nanti-nantikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar