Kamis, 05 Januari 2012

Tantangan Indonesia 2012:Mempertahankan Tradisi Emas Olimpiade


*Tulisan ini dimuat di harian Seputar Indonesia edisi 5 Januari 2011            

          Euforia keberhasilan Indonesia di SEA GAME S 2011 masih terasa. Tercatat perolehan 182 emas memastikan posisi Indonesia untuk merebut supremasi tertinggi dalam ajang multievent terbesar di Asia Tenggara ini. Namun gegap gempita kemenangan tersebut harus diakhiri sebab ajang yang multi cabang terbesar sejagad raya, yakni Olimpiade 2012 yang akan berlangsung di London sudah menanti.
            Keikutsertaan Indonesia di Olimpiade 2012 sendiri menandai 60 tahun partisipasi Indonesia sejak kita mengirimkan kontingen pertama kita, yakni Soedarmodjo (atletik), Soeharko (renang) dan Thio Ging Wie (angkat besi) pada Olimpiade 1952 di Helsinki.[1]  Sekarang walaupun Indonesia telah memiliki 25 atlet yang telah lolos kualifikasi Olimpiade 2012 dari 12 cabang dan bisa bertambah lagi karena beberapa cabang masih terbuka kualifikasinya, suara-suara pesimis mengenai peluang Indonesia untuk melanjutkan tradisi emas telah menyeruak ke permukaan. Hal ini dikarenakan buruknya prestasi bulutangkis Indonesia yang merupakan tumpuan utama Indonesia dalam meraih emas sepanjang tahun ini. Tercatat hanya 2 gelar dari total 65 gelar yang diraih Indonesia dalam 13 ajang Badminton Super Series sepanjang tahun 2011.[2] Kemudian Indonesia hanya menempatkan satu atletnya dalam daftar peringkat 5 besar bulutangkis dunia melalui pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad dan Lilyana Natsir.[3] Sementara di tunggal putri Indonesia hingga saat ini belum satupun pemain yang peringkatnya cukup untuk lolos olimpiade. Ironisnya ajang SEA GAMES yang idealnya dijadikan sebagai tempat penggemblengan atlet muda bulutangkis, justu diikuti oleh atlet-atlet senior Indonesia. Sebaliknya Thailand dan Malaysia yang memiliki atlet papan atas bulutangkis justru menjadikan momen SEA GAMES ini sebagai panggung atlet muda karena mereka memfokuskan atlet seniornya demi olimpiade 2012.
            Di cabang lain yang menjadi tumpuan Indonesia untuk mendulang medali, yakni angkat besi sejauh ini baru meraih 5 tiket ke olimpiade yang semuanya diraih oleh tim putra. Sementara tim putri masih belum mendapatkannya.[4] Salah satu penyebab masih sedikitnya atlet angkat besi yang lolos adalah karena berbenturannya waktu kualifikasi olimpiade yang berlangsung di Paris pada tanggal 4-13 November dengan SEA GAMES yang berlangsung pada tanggal 11-22 November 2011. Sayangnya dengan bonus besar yang menanti untuk para juara SEA GAMES serta tuntutan target untuk menjadi juara umum SEA GAMES, maka kualifikasi olimpiade tersebut menjadi kurang diprioritaskan .
            Ke depannya hal ini tak boleh terulang lagi. Demi kepentingan jangka panjang seharusnya KONI dan Pengurus Besar tiap cabang olahraga tegas dalam menentukan prioritas ajang yang diikuti. Kemudian demi pembinaan atlet-atlet muda mendapat alokasi terbesar untuk mengikuti ajang-ajang tingkat regional seperti SEA GAMES dan ajang nasional seperti PON. Sementara itu dengan semakin dekatnya perhelatan olimpiade 2012, maka demi melanjutkan tradisi medali terutama medali emas perlu dilakukan tindakan sebagai berikut, yakni memperbaiki sarana dan prasarana berlatih, mengaplikasikan sains olahraga untuk mengukur dan meningkatkan potensi kemampuan atlet, serta meningkatkan frekuensi pengiriman atlet untuk bertanding atau beruji coba di luar negeri. Diharapkan dengan langkah-langkah tersebut maka lagu Indonesia Raya akan berkumandang di London ketika prosesi pengalungan medali emas berlangsung.


                [1]http://kolomkita.detik.com/baca/artikel/5/94/siapa_atlit_pertama_indonesia_di_olimpiade
                [2] http://en.wikipedia.org/wiki/2011_BWF_Super_Series#Results
                [3] http://www.bwfbadminton.org/page.aspx?id=14955
                [4] http://www.beritasatu.com/mobile/ekonomi/21189-angkat-besi-targetkan-satu-tiket-lagi-di-olimpiade.html